Jumat, 24 Oktober 2014

KEMAJUAN BARAT (EROPA)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tentu sudah kita ketahui, sejarah merupakan hal penting dalam kehidupan manusia, karena dalam setiap perjalanan hidup manusia sampai zaman modern seperti ini merupakan pengembangan pemikiran-pemikiran dari para filosof terdahulu. Tidak luput juga dengan kemajuan Eropa (Barat) pada saat ini. Mereka yang dulunya dapat dikatakakan berada dalam kebodohan dan keterbelakangan kini telah berubah menjadi Negara yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, mereka telah mempelajari dan mengembangkan apa yang sudah ditemukan oleh umat islam terdahulu.
Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk memaparkan tentang kemajuan Eropa (Barat) dan mengkalsifikasikan bagian-bagian yang dianggap penting saja. Mungkin terdapat banyak kekurangan karena tak ada sejarah yang lengkap, begitulah fakta sejarah dunia ini.
     Berdasarkan hal di atas, saya akan memaparkan uraian tentang Kemajuan Eropa (Barat) sebagai berikut :
1.    Saluran Masuknya Peradaban Islam ke Eropa dan Lahirnya Renaisans
2.    Ditemukannya Benua Amerika dan Jalan ke Timur Melalui Tanjung Harapan
3.    Lahirnya Revolusi Industry di Eropa
Semoga apa yang saya sampaikan di makalah ini kiranya menambahkan wawasan dan pengetahuan kita terhadap perkembangan dan kemajuan Eropa (Barat). Semoga juga isi makalah ini menjadi batu loncatan kita untuk meraih kemajuan yang pernah diraih oleh para pendahulu kita  dengan sangat gemilang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Saluran Masuknya Peradaban Islam ke Eropa dan Lahirnya Renaisans
“Kemajuan Eropa (Barat) memang dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir Islam yang rasional. Saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa diantaranya yaitu Perang Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang untuk belajar di sana, kemudian menerjemahkan karya ilmiah umat Islam. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas- universitas Islam itu. Hal itu melahirkan gerakan-gerakan renaisans dan melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 merupakan abad yang paling penting bagi Eropa. Dengan lahirnya renaisans Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka pada masa kebododohan dan kegelapan[1].” 

Dari kutipan di atas, mengapa saya menjelaskan saluran masuknya peradaban Islam di Eropa, karena kemajuan Eropa memang tidak terlepas dari dunia Islam yang lebih dulu maju. Dan di antara saluran itu ialah Perang Salib, Sicilia, dan Spanyol Islam. Dulu banyak dari mereka yang belajar di Spanyol dan menerjemahkan karya ilmiah umat Islam sehingga mereka dapat mempelajarinya lebih mendalam. Hal ini dimulai sejak abad ke-12 M. Setelah selesai belajar di sana mereka kembali ke negeri mereka masing-masing dan mulai mendirikan universitas yang sama seperti universitas-universitas Islam dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari. Dalam perkembangan selanjutnya, Eropa mulai berbenah. Dari situlah Eropa mulai melahirkan gerakan-gerakan dan melakukan perubahan yang besar dalam sejarah dunia. Gerakan tersebut dinamakan Renaisans, Istilah Renaissance berasal dari bahasa Latin “renaitre” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat.

B.  Ditemukannya Benua Amerika dan Jalan ke Timur Melalui Tanjung  Harapan
1.      Ditemukannya Benua Amerika
Kristoforus Kolumbus atau Christoffa Corombo adalah salah seorang penjelajah yang berasal dari Italia tepatnya di Genoa. Ia lahir pada tahun 1451 di tanggal 30 Oktober. Berdasarkan catatan sejarah yang banyak diakui orang-orang, ia tiba di Benua Amerika pada tanggal 12 Oktober tahun 1492. Awalnya ia mengira tempat tersebut tak berpenghuni, namun kemudian ia menjumpai suku asli di sana yang kita kenal dengan nama Suku Indian. Pada mulanya, mereka menyambut kolombus dengan senang hati. Namun setelah niat kolombus untuk menjadikan wilayah mereka sebagai salah satu koloni Spanyol, kolombus kemudian mendapatkan banyak penolakan dari suku Indian. Bahkan menurut beberapa catatan sejarah, ada banyak kapal dari rombongan kolombus yang ditenggelamkan oleh suku Indian. Mereka memang merasa terancam dengan kehadiran kolombus dan rombongannya. 
Menurut beberapa catatan sejarah, kolombus bukan orang Eropa pertama yang tiba di wilayah tersebut sebab telah jadi hal yang valid dalam runutan ilmu sejarah bahwa bangsa Viking yang berasal dari Eropa Utara telah menginjakkan kakinya di Benua Amerika pada abad ke 11. Bahkan mereka sempat mendirikan koloni di sana. Meski demikian, entah bagaimana prosesnya, Christoffa Corombo atau Colombus masih saja tercatat sebagai penemu benua Amerika[2].
Dari informasi yang saya dapat, menurut dari buku Sejarah Peradaban Islam yang ditulis oleh Dr. Badri Yatim, M.A. penemu Benua Amerika adalah Kristoforus Kolumbus atau Christoffa Corombo pada tahun 1492 atau lebih tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1492. Dan dari kutipan diatas yang saya kutip dari internet, menyebutkan beberapa catatan sejarah, kolumbus bukan orang yang pertama menemukan Benua Amerika, sebab telah jadi hal yang valid dalam runutan ilmu sejarah bahwa bangsa Viking yang berasal dari Eropa Utara telah menginjakkan kakinya di Benua Amerika pada abad ke 11, dan juga mereka mendirikan koloni.
2.      Ditemukannya Jalan ke Timur Melalui Tanjung  Harapan
“Vasco da Gama, penyelidik Portugis yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke India dengan berlayar mengelilingi Afrika. Orang-orang Portugis sudah lama mencari jalur ini sejak saat Pangeran Henry Sang Navigator (1394-1460). Tahun 1488 sebuah ekspedisi Portugis di bawah pimpinan Bartolomeus Dias telah sampai dan mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika dan kembali ke Portugis. Dengan keberhasilan ini, Raja Portugis mahfum bahwa usaha lama mencari jarak terpendek ke India kini hampir mendekati kenyataan. Tetapi, ada pelbagai penundaan, dan baru tahun 1497 sebuah ekspedisi ke India benar-benar dilaksanakan. Untuk memimpin ekspedisi itu raja menunjuk Vasco da Gama, seorang bangsawan dari kelas rendahan yang lahir sekitar tahun 1460 di kota Sines, Portugis.

Da Gama bongkar sauh tanggal 8 Juli 1497, terdiri empat kapal di bawah komandonya dengan jumlah kelasi seluruhnya 170 orang termasuk penterjemah bahasa Arab. Pertama ekspedisi berlayar menuju kepulauan Tanjung Verde. Lalu, daripada dia telusuri pantai Afrika seperti dilakukan oleh Dias, da Gama berlayar menuju selatan, jauh di luar Samudera Atlantik. Dia berlayar terus jauh ke selatan, dan kemudian membelok ke timur mencapai Tanjung Harapan. Ini merupakan pilihan yang jitu, lebih cepat ketimbang menyusuri pantai ke selatan, biarpun perbuatan ini memerlukan keberanian lebih banyak dan kelihaian navigasi. Akibat rute yang dipilihnya, kapal-kapal Gama tidak kelihatan dari daratan selama tidak kurang dari sembilan puluh tiga hari – lebih lama dua setengah kali dari yang dialami kapal Colombus.

Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 Nopember, kemudian berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Dalam pelayaran ke utara itu dia membuang sauh di pelbagai kota yang dikuasai orang Muslim, termasuk Mambasa dan Malindi yang kini bernama Kenya. Di Malindi dia ambil seorang penunjuk jalan bangsa India yang menuntunnya selama 23 hari melintasi Laut Arab menuju India. Tanggal 20 Mei 1498, sekitar 10 bulan sesudah keberangkatannya dari Portugis da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di India bagian selatan. Penguasa Hindu di Calicut, Zamorin, mulanya menyambut baik kedatangan da Gama. Tetapi, kemudian Zamorin merasa kecewa karena hadiah upeti yang dipersembahkan da Gama kelewat murah harganya. Berkaitan dengan kekejaman pedagang-pedagang Muslim yang menguasai rute jalan perdagangan di Samudera Hindia, ini menjadi halangan buat da Gama meneruskan transaksi dagang dengan Zamorin. Kendati begitu, ketika da Gama meninggalkan Calicut bulan Agustus, da Gama diberi muatan rupa-rupa rempah-rempah agar disampaikan kepada pemerintahnya di Portugis, begitu juga sejumlah orang India.

Perjalanan pulang rupanya lebih sulit ketimbang pergi. Makan jangka waktu sekitar 3 bulan melintasi Laut Arab dan banyak awak kapal yang mati karena penyakit darah akibat kebanyakan makan daging tetapi kekurangan buah dan tumbuhan. Akhirnya cuma dua kapal selamat sampai di rumah: kapal pertama berlabuh di Portugis tanggal 10 Juli 1499 dan kapal da Gama sendiri baru sampai 2 bulan kemudian. Hanya 55 anak buahnya dapat bertahan hidup, berarti kurang dari sepertiga tatkala berangkat memulai pengembaraan. Tetapi, ketika da Gama kembali ke Lisabon tanggal 9 September 1499, baik dia maupun Raja memahami betul bahwa perjalanan dua tahun itu merupakan suatu sukses besar[3]”.

Dari kedua penemuan tersebut, telah membuka jalur perdagangan baru bagi Eropa dan memperoleh kemajuan yang sangat pesat, dan tidak lagi tergantung pada jalur lama yang dikuasai oleh Islam. Dan menjadikan “terangkatnya perekonomian bangsa-bangsa Eropa disusul pula dengan penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan[4]”. Perkembangan itu juga dipercepat setelah Eropa menemukan mesin uap dan melahirkan revolusi industri yang begitu sangat membantu dalam perkembangan perekonomian Eropa. Perkembangan teknologi perkapalan dan militer juga berkembang sangat cepat sehingga menjadikan Eropa menguasai lautan dan bebas melakukan perdagangan keseluruh dunia.




C.   Lahirnya Revolusi Industri di Eropa
“Sebelum lahirnya Revolusi industri pada tahun 1750-an, mata pencaharian bangsa Eropa adalah bertani. Sektor industri masih sedikit dan hadir dalam skala kecil di rimah-rumah dan sekitarnya (home industri). Orang menggunakan keterampilan kerajinan, seperti menenun dan pekerjaan tukang kayu untuk menghasilkan barang-barang keperluan rumah tangga atau untuk dijual dikota. Dari perjalanan panjang cerita tentang sejarah bangsa Eropa, peristiwa ini bisa jadi merupakan bagian terpenting. Yaitu, Revolusi Industri. Revolusi Industri berawal ketika mesin berkekuatan listrik mulai menggantikan tangan-tangan manusia dalam melakukan pekerjaan. Tangan manusia pun tidak lagi dominan, ia hanya digunakan sebagai operator atau pekerjaan lain yang belum bisa dilakukan oleh mesin[5].” 
Tentu sudah kita ketahui, bahwa Eropa telah unggul dalam bidang industri bahkan dalam segala bidang. Lahirnya industri di Eropa membuat perubahan yang begitu besar. Membuat segalanya menjadi mudah hingga dapat dinikmati sampai sekarang. Inggris menjadi salah satu Negara Eropa yang pertama kali maju secara teknologi. Dan tidak dapat kita pungkiri bahwa Eropa memang begitu maju berbanding terbalik dengan umat Islam yang mengalami kemerosotan dalam berbagai bidang. Dalam Industri perang, umat Islam sangat tertinggal karena pada saat itu umat Islam masih menggunakan persenjataan yang tradisional. Sedangkan Eropa memiliki persenjataan yang modern sehingga tidak mendapat perlawanan yang begitu berarti saat melawan umat Islam. “Pasukan Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah kekuasaan Islam[6]”. Salah satu kerajaan Islam yaitu Kerajaan Usmani juga mendapat pukulan telak ketika berhadapan melawan kekuatan Eropa dan juga Mughal ketika berhadapan dengan Inggris. Asia Tenggara dan Mesir juga jatuh ke tangan Eropa. Bahkan, salah satu pusat  peradaban Islam yang terpenting juga diduduki oleh bangsa Eropa yaitu Napoleon Bonarparte dari Prancis pada tahun 1798 M.
BAB III
ANALISIS
Dari makalah ini, saya menganalisis kemajuan Eropa (Barat) merupakan kemajuan yang begitu pesat, ada begitu banyak pelajaran yang diambil untuk menyongsong kehidupan umat Islam dewasa ini. Dulunya bangsa Eropa yang dalam kebodohan dan keterbelakangan kini telah berubah menjadi Negara yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan. Mereka yang dulunya belajar dari umat Islam dapat memaksimalkan dan memanfaatkan ilmu dengan begitu baik sehingga menciptakan perubahan yang begitu besar untuk kehidupan manusia. Dari hasil belajar itu bangsa Eropa mampu bangkit kembali untuk mengejar ketertinggalan mereka.
Gerakan-gerakan yang dilahirkan antara lain adalah gerakan renaisans. Bahkan mereka menemukan Benua Amerika, meskipun menurut beberapa catatan sejarah, kolombus bukan orang Eropa pertama yang tiba di wilayah tersebut sebab telah jadi hal yang valid dalam runutan ilmu sejarah bahwa bangsa Viking yang berasal dari Eropa Utara telah menginjakkan kakinya di Benua Amerika pada abad ke 11. Dan juga Vasco da Gama, seorang penyelidik Portugis menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke India dengan berlayar mengelilingi Afrika yang dikenal dengan Tanjung Harapan.
Setelah penemuan itu bangsa Eropa tidak lagi menggunakan jalur lama yang dikuasai oleh umat Islam. Perekonomian bangsa Eropa pun terangkat setelah penemuan itu, serta melahirkan revolusi industri yang begitu sangat membantu dalam perkembangan perekonomian Eropa. Tidak hanya itu, revolusi industri juga menjadikan Perkembangan teknologi perkapalan dan militer juga berkembang sangat cepat sehingga menjadikan Eropa menguasai lautan dan bebas melakukan perdagangan keseluruh dunia.
Dan tidak dapat kita pungkiri bahwa Eropa memang begitu maju berbanding terbalik dengan umat Islam yang mengalami kemerosotan dalam berbagai bidang, bahkan bangsa Eropa dapat dengan mudah mengalahkan lawan-lawan yang memiliki persenjataan tradisional.

Dewasa ini, umat Islam berfikir keras untuk mengerjar ketertinggalan dari bangsa Eropa tersebut dan menyadarkan umat Islam bahwa tertinggal jauh dari bangsa Eropa. Kesadaran itulah yang membuat umat Islam di masa modern ini terpaksa harus banyak belajar dari Eropa.

Demikianlah analisis dan sekilas tentang kemajuan Eropa (barat) yang dapat saya sampaikan. Semoga kita dapat mengambil pelajaran yang begitu berharga, semoga umat Islam mampu mengejar ketertinggalan, dan semoga umat Islam selalu dalam perlindungan Allah SWT. Amin.
















BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Bangsa Eropa tidak dapat dilepaskan dari berbagai peristiwa dan berbagai faktor yang mendorongnya.dan tidak lepas juga dari umat Islam, dari umat Islam-lah bangsa Eropa belajar hingga membuat perubahan yang begitu besar dam mnghasilkan gerakan-gerakan yang Antara lain Gerakan Renaisans yang memicu tumbuhnya berbagai kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi. Selain itu faktor politis dan ekonomi yang mempengaruhi situasi perdagangan di Laut Tengah juga mendorong terjadinya perubahan jalur perdagangan dari barat ke timur karena di temukannya jalur tanjung harapan sehingga tidak lagi menggunakan jalur lama.

Revolusi industri yang begitu sangat membantu dalam perkembangan perekonomian Eropa. Tidak hanya itu, revolusi industri juga menjadikan Perkembangan teknologi perkapalan dan militer juga berkembang sangat cepat sehingga menjadikan Eropa menguasai lautan dan bebas melakukan perdagangan keseluruh dunia.

Hal yang penting dalam sejarah kemajuan Eropa (Barat) adalah ditemukannya Ditemukannya Benua Amerika dan Jalan ke Timur Melalui Tanjung Harapan. Dari penemuan itu bangsa Eropa membentuk gerakan Renaisans dan menghasilkan revolusi industri yang begitu mempengaruhi dunia.





DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : RajaGrafindo Persada




















[1] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013), cet.24, h.169.
                      
[2]  http://penemu-ilmuwan.blogspot.com/2013/04/penemu-benua-amerika-colombus-dan.html
[3]  http://kisahkisah.com/4312/vasco-da-gama-penemu-jalur-laut-eropa-ke-india/
[4]  Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013), cet.24, h.170.

[5] http://www.anneahira.com/sejarah-eropa.htm
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013), cet.24, h.170.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Tuntutan globalisasi dalam bidang pendidikan juga perlu dipertimbangkan agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan negara-negara maju.  Upaya ke arah ini kini sudah mulai diwujudkan dengan diperkenalkannya konsep pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dari sentralistik ke desentralistik.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan ini diarahkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, landasan hukum tersebut mengamanatkan agar kurikulum pendidikan bagi pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini harus diwujudkan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan hal - hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses belajar dan mengajar. Seiring dengan adanya upaya untuk memberdayakan peran serta daerah dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan, Pemerintah telah memberlakukan otonomi dalam bidang pendidikan yang diwujudkan dalam PP No. 25 tahun 2000 pasal 2 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah (Pusat) memiliki kewenangan dalam menyusun kurikulum dan penilaian hasil belajar secara nasional, hal-hal yang berhubungan dengan implementasinya dikembangkan dan dikelola oleh pelaksana di daerah terutama di daerah tingkat II dan sekolah.
Hal ini berarti daerah perlu menyusun silabus dengan cara melakukan penjabaran terhadap stándar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang memuat materi setempat yang relevan, serta penyusunan kurikulum daerah yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan serta potensi setempat, yang kemudian dikenal dengan istilah Kurikulum Tingklat Satuan Pendidikan (KTSP).

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan silabus pembelajaran ?
2.    Apa saja prinsip-prinsip pengembangan silabus ?
3.    Apa saja tahapan-tahapan pengembangan silabus ?
4.    Apa saja komponen dan format silabus ?

C.  TUJUAN PENULISAN
1.    Dapat mengetahui pengertian silabus pembelajaran.
2.    Dapat mengetahui prinsip-prinsip pengembangan silabus.
3.    Dapat mengetahui tahapan-tahapan pengembangan silabus.
4.    Dapat mengetahui komponen dan format silabus.










BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Silabus Pembelajaran
Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai “garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai SK dan KD. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin di capai, materi yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan, yakni :
1.    Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran) ?
2.    Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode, media) ?
3.    Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai (indikator dan penilaian) ?
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem  mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.
B.  Prinsip Pengembangan Silabus
Untuk memperoleh silabus yang baik, dalam penyusunan silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1.    Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Di samping itu, strategi pembelajaran yang dirancang dalam silabus perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dan teori belajar.
2.    Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. Prinsip ini mendasari pengembangan silabus, baik dalam pemilihan materi pembelajaran, strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penetapan waktu, strategi penilaian maupun dalam mempertimbangkan kebutuhan media dan alat pembelajaran. Kesesuaian antara isi dan pendekatan pembelajaran yang tercermin dalam materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran pada silabus dengan tingkat perkembangan peserta didik akan memperngaruhi kebermaknaan pembelajaran.
3.    Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. SK dan KD merupakan acuan utama dalam pengembangan silabus. Dari kedua komponen ini, ditentukan indikator pencapaian, dipilih materi pembelajaran yang diperlukan, strategi pembelajaran yang sesuai, kebutuhan waktu dan media, serta teknik dan instrumen penilaian yang tepat untuk mengetahui pencapaian kompetensi tersebut.
4.    Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, serta teknik dan instrumen penilaian. Dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapan strategi dan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber dan media pembelajaran, serta penetapan teknik dan penyusunan instrumen penilaian semata-mata diarahkan pada pencapaian KD dalam rangka pencapaian SK.
5.    Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian KD. Dengan prinsip ini, maka tuntunan kompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.
6.    Aktual dan kontektual
Cakupan indikator, materi pembelajaran, pengalaman belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. Banyak fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan dapat mendukung kemudahan dalam menguasai kompetensi perlu pemanfaatan dalam pengembangan pembelajaran. Disamping itu, penggunaan media dan sumber belajar berbasis teknologi informasi, seperti komputer dan internet perlu dioptimalkan, tidak hanya untuk pencapaian kompetensi, melainkan juga untuk menanamkan kebiasaan mencari informasi yang lebih luas kepada peserta didik.


7.    Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat. Fleksibelitas silabus ini memungkinkan pengembangan dan penyuasaian silabus dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
8.    Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam mengembangkan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran dalam silabus perlu dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan juga dapat mempertajam kemampuan afektif dan psikomotoriknya serta dapat secara optimal melatih kecakapan hidup (life skill).[1]
Silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut, silabus dan sistem penilaian mata pelajaran dimulai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrument, dan contoh instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat.
Silabus dan sistem penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik. Melakkan perbaikan, memotivasi guru agar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.[2]
C.  Tahapan Pengembangan Silabus
1.    Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada SI, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a.    Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI dalam tingkat.
b.    Keterkaitan antara SK dan KD dalam mata pelajaran.
c.    Keterkaitan antara KD pada mata pelajaran.
d.   Keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.
2.    Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan :
a.    Potensi peserta didik.
b.    Karakteristik peserta didik.
c.    Relevansi dengan karakteristik daerah.
d.   Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik.
e.    Kebermanfaatan bagi peserta didik.
f.     Strruktur keilmuan.
g.    Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.
h.    Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan.
i.      Alokasi waktu.
3.    Melakukan Pemetaan Kompetensi
a.    Mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran.
b.    Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran.
c.    Menyusun SK dan KD sesuai dengan keterkaitan.
4.    Mengebangkan Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah :
a.    Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru), agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.    Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD.
c.    Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
d.   Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.
5.    Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampialan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
6.    Penetuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non-tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk penggunaan portofolio dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan  secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
7.    Menentukan Alokasi Waktu
Menentukan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalam, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
8.    Menetukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya. Penulisan buku sumber harus sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.
9.    Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran dikelas, dari sebuah silabus perlu dikembangkan dan dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rancangan secara menyeluruh kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dan strategi pembelajaran serta penilaian yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembekalan kompetensi peserta didik. Guru dapat mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan menentukan bahan ajar dalam berbagai bentuk (Lembar Kerja Siswa, Lembar Tugas Siswa, Lembar Informasi, dan lain-lain), sesuai dengan strategi pembelajaran dan penilaian yang akan digunakan,
D.  Komponen Dan Format Silabus
1.    Komponen Silabus
Silabus merupakan salah satu bentuk penjabaran kurikulum. Produk pengembangan kurikulum ini memuat pokok-pokok pikiran yang memberikan rambu-rambu dalm menjawab tiga pertanyaan mendasar dalam pembelajaran, yakni :
1.    Kompetensi apa yang hendak dikuasai peserta didik ?
2.    Bagaimana memfasilitasi peserta didik untuk menguasai kompetensi itu ?
3.    Bagaimana mengetahui tingkat pencapaian kompetensi oleh peserta didik ?
Dari sini jelas bahwa silabus memuat pokok-pokok kompetensi dan materi, pokok-pokok strategi pembelajaran dan pokok-pokok penilaian.
Pertanyaan mengenai kompetensi yang hendaknya dikuasai peserta didik dapat menjawab dengan menampilkan secara sistematis, mulai dari SK, KD dan indikator pencapaian kompetensi  serta hasil identifikasi materi pembelajaran yang digunakan. Pertanyaan mengenai bagaimana memfasilitasi peserta didik agar mencapai kompetensi, dijabarkan dengan mengungkapkan strategi, pendekatan dan metode yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan mengenai bagaimana mengetahui ketercapaian kompetensi dapat dijawab dengan menjabarkan teknik dan instrumen penilaian. Di samping itu, perlu pula diidentifikasi ketersediaan sumber belajar sebagai pendukung pencapain kompetensi.
Berikut disajikan ikhtisar tentang komponen pokok dari silabus yang lazim digunakan :
a.    Komponen yang berkaitan dengan kompetensi yang hendak dikuasai, meliputi :
2)   SK
3)   KD
4)   Indikator
5)   Materi pembelajaran
b.    Komponen yang berkaitan dengan cara mengusai kompetensi, memuat pokok-pokok kegiatan dalam pembelajaran.
c.    Komponen yang berkaiatan dengan cara mengetahui pencapaian kompetensi, mencakup :
1)   Teknik penilaian
Ø Jenis penilaian
Ø Bentuk penilaian
2)   Instumen penilaian
d.   Komponen pendukung, terdiri dari :
1)   Alokasi waktu
2)   Sumber belajar[3]
2.    Format Silabus
Format silabus yaitu:
SILABUS
Mata Pelajaan                : ...................................          
Kelas/Semester              : ...................................
Standar Kompetensi      : ...................................
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Media dan Sumber Belajar








BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dibahas diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem  mengacu pada SK, KD, dan indikator yang terdapat di dalam silabus.









DAFTAR PUSTAKA
Razi, Fahrul. Perencanaan Pembelajaran
Uno, Hamzah B. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara



[1] Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 96-100
[2] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 126
[3] Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm 101-107