Selasa, 17 Maret 2015

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

BAB 1
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta bergerak. Selain itu, ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup adalah mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut yang membuat para ilmuan yang ingin mempelajari makhluk hidup secara lebih lanjut membuat suatu sistem yang disebut klasifikasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk mempermudah para ilmuan memilah-milah perbedaan serta persamaan yang terdapat pada makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan dan persamaan tersebut meliputi perbedaan dan persamaan baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan sebagainya.
Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam keragaman bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan gen.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.        Apa saja ciri-ciri makhluk hidup ?
2.        Apa aja tingkat keanekaragaman makhluk hidup ?
3.        Apa saja perbedaan benda hidup dan mati ?
4.        Apa saja pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri ?
5.        Bagaimana tata cara penamaan ilmiah pada makhluk hidup ?



C.      TUJUAN PENULISAN
Untuk lebih mendalami secara lebih luas mengenai ciri-ciri makhluk hidup, tingkat keanekaragaman makhluk hidup, perbedaan benda hidup dan mati, dan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri, serta tata cara penamaan pada makhluk hidup.


























BAB II
PEMBAHASAN
A.      Identifikasi Ciri-Ciri Makhluk Hidup 
Bila kita mengamati benda yang terdapat di sekitar kita, misalnya batu, tanah, tumbuhan, dan hewan, maka dengan mudah kita dapat menyebutkan bahwa tanah dan batu termasuk makhluk tak hidup (benda mati). Sedangkan, tumbuhan dan hewan termasuk makhluk. Dalam contoh ini, kit dapat dengan mudah membedakan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Namun, dalam beberapa peristiwa, kita ragu untuk menentukan apakah suatu benda  termasuk makhluk hidup atau makhluk tak hidup.
Untuk menjadi pedoman apakah suatu benda termasuk makhluk hidup atau tak hidup kita dapat memperhatikan gejala-gejala yang terdapat pada benda tersebut.setiap makhluk hidup mempunyai gejala-gejala hidup, sedangkan makhluk tak hidup tidak mempunyai gejala-gejala hidup. Dengan demikian, gejala-gejala hidup merupakan ciri pokok dari makhluk hdup. Gejala-gejala hidup sekurang-kurangnya meliputi delapan hal berikut ini :
1.        Makanan atau Nutrisi
     Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan air. Bagi makhluk hidup, makanan sangat diperlukan untuk :
-            Menghasilkan energi
-            Pertumbuhan
-            Mengganti sel-sel yang usang
-            Perkembangbiakan
Air juga sangat diperlukan makhluk hidup, yaitu untuk menjaga stabilitas suhu dan sebagai pelarut zat di dalam tubuhnya. Hewan, manusia, dan beberapa jenis tumbuhan, seperti jamur, tidak dapat menghasilkan zat makanannya sendiri, yaitu melalui proses fotosintesis. Dalam proses ini, air dan karbon dioksida diubah menjadi senyawa karbohidrat di dalam butir-butir hijau daun.
6 CO2       +    6 H2O                                 C6H12O6    +    6 O2
                        Karbon           Air              Klorofil          Glukosa       Oksigen
                        dioksida    


Tumbuhan, seperti tali putri dan jamur, tidak mempunyai klrofil sehingga tidak dapat menyusun zat makanannya sendiri. Zat makanan yang dibutuhkannya diperoleh dari makhluk lain. Tali putri memperoleh zat makanan dari tumbuhan yang ditumpanginya. Sedangkan, jamur memperoleh zat makanan dari sampah-sampah yang telah membusuk.

2.        Bergerak
Semua makhluk hidup dapat bergerak. Ada makhluk hidup yang dapat bergerak bebas atau berpindah tempat dan ada yang tidak dapat bergerak bebas. Gerak berpindah tempat pada manusia dan hewan umumnya dapat diamati dengan mudah. Untuk berpindah tempat tersebut, hewan dan manusia dilengkapi alat khusus. Manusia berpindah tempat dengan kaki, kupu-kupu, dan burung berpindah tempat (terbang) dengan sayap, dan ikan berenang dengan siripnya. Hewan bersel satu bergerak dengan bulu cambuk dan ada pula yang bergerak dengan bulu getar.
Pergerakan beberapa jenis hewan seperti hewan spon dan hewan karang serta tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi hanya dilakukan oleh sebagian alat tubuhnya. Dengan demikian, gerak berpindah tempat pada hewan-hewan tersebut tidak jelas. Gerak pada tumbuhan terjadi karena adanya peristiwa tumbuh. Akar bergerak menembus lapisan tanah, sedangkan batang tumbuh bergerak menuju sumber sinar.

3.        Pernapasan
Setiap makhluk memerlukan energi untuk aktivitas hidupnya. Energi itu berasal dari pembakaran zat makanan yang terdapat di dalam tubuhnya. Untuk pembakaran zat makanan itu diperlukan oksigen. Pengambilan oksigen dari udara dan penggunaannya di dalam tubuh disebut pernapasan atau respirasi. Penggunaan oksigen di dalam tubuh disebut oksidasi biologi. Proses oksidasi ini menghasilkan energi yang digunakan untuk berbagai kegiatan tubuh dan menghasilkan zat sisa berupa karbon dioksida. Pada manusia, energi atau tenaga tersebut digunakan untuk keja otot, gerak berpindah tempat, memanaskan badan, dan lain-lain.
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
 Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
                     Zat makanan  +  oksigen          energi  +  uap air  +  karbon dioksida.
Untuk dapat bernapas diperlukan alat-alat pernapasan. Hewan bertulang belakang paru-paru, sedangkan yang hidup di air, misalnya ikan, bernapas dengan insang. Pada hewan bersel satu dan hewan yang bersel satu dan hewan yang belum mempunyai alat pernapasan khusus, pengambilan oksigen dan pengeluaran zat karbon dioksida dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya. Pada tumbuhan, pengambilan oksigen dilakukan oleh mulut daun atau stomata.

4.        Pengeluaran Zat Sisa
Pembakaran zat makanan yang berlangsung di dalam tubuh, di samping menghasilkan energi akan menghasilkan pula zat sisa. Zat-zat sisa itu berupa air dan karbon dioksida. Jumlah zat-zat sisa di dalam tubuh yang terus meningkat akan membahayakan tubuh. Oleh karena itu, zat sisa tersebut harus dikeluarkan. Proses pegeluaran zat sisa dari dalam tubuh dinamakan pengeluaran atau ekskresi.
Pada hewan tingkat rendah, zat sisa tersebut dikeluarkan melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sedangkan pada hewan tingkat tinggi, pengeluaran zat sisa tersebut dilakukan oleh alat khusus. Misalnya, pada vertebrata alat ekskresinya berupa ginjal, kulit, dan paru-paru; pada serangga alat pernapasannya berupa saluran malphigi, sedangkan pada manusia ada berupa air kencing (urine) dikeluarkan melalui ginjal, CO2 dikeluarkan paru-paru, dan keringat dikeluarkan melalui pori-pori pada kulit.[1]
5.        Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh adalah pertumbuhan ukuran tubuh yang tidak kemblai lagi ke ukuran semula Pada saat manusia baru lahir, ukuran panjang tubuhnya hanya sekitar 50 cm, sedangkan beratnya sekitar 3 kg. Makin bertambah umur, panjang/tinggi dan berat badannya makin bertambah. Hal itu terjadi karena manusia mengalami pertumbuhan. Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan lingkungan.
Hal serupa juga terjadi pada tumbuhan. Pada saat tumbuhan baru berkecambah, ukurannya tidak lebih dari 1 cm. Beberapa tahun kemudian, tumbuhan tersebut telah menjadi pohon yang tingginya mencapai beberapa meter.
Pertambahan ukuran tubuh makhluk-makhluk tersebut terjadi karena adanya kenaikan/penambahan jumlah sel penyusun serta pembesaran sel-sel penyusun tubuh. 

6.        Berkembang Biak
Berkembang biak atau repreduksi adalah pembentukan individu baru yang sifatnya mirip dengan induknya. Bagi makhluk hidup, repreduksinya berfungsi untuk mempertahankan jenisnya, agar terhindar dari kepunahan.
Cara berkembang biak makhluk hidup ada bermacam-macam. Ada makhluk hidup yang berkembang biak secara kawin dan ada yang berkembang biak secara tak kawin. Manusia berkembang biak dengan melahirkan bayi, sapi melahirkan anak, burung bertelur, tumbuhan paku dengan spora, dan tumbuhan biji dengan menghasilkan biji.

7.        Peka Terhadap Rangsang
Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk bereaksi (peka) terhadap segala perubahan di sekitarnya. Untuk mengenali segala macam perubahan yang terjadi di sekitarnya, hewan dan manusa dilengkapi alat indera. Alat indera tersebut adalah telinga, indera yang peka terhadap getaran suara, mata peka terhadap rangsangan cahaya, hidung peka terhadap gas,  lidah peka terhadap rasa, dan kulit peka terhadap sentuhan.
Tumbuhan tidak mempunyai alat indera. Tetapi, tumbuhan mempuyai alat indera. Tetapi, tumbuhan mempunyai kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan lingkungannya. Misalnya. Daun putri malu akan menutup bila terkena sentuhan, terkena panas, atau pada malam hari. Ujung batang tumbuhan akan selalu bergerak menuju ke tempat yamg kayaair dan hara di dalam tanah. Sifat mampu menanggapi rangsangan yang datang dari lingkungannya itu disebut iritabilitas.

8.        Memerlukan Suhu Lingkungan Tertentu
Setiap makhluk hidup hidup hanya dapat hidup dengan baik pada lingkungan yang sesuai. Tumbuhan tropis hidup baik pada suhu lingkungan antara 10-40°C. Tumbuhan di daerah kutub hidup dengan baik pada suhu lingkungan antara 5-15°C.
Ikan hidup dengan baik pada lingkungan air yang bersugu 10-30°C. Pada lingkungan air yang bersuhu lebih atau kurang dari suhu tersebut, kehidupan ikan akan terganggu.
Manusia merupakan satu-satunya di alam yang mempunyai akal dan pikiran. Dengan kemampuan ini, manusia dapat bertahan pada berbagai suhu lingkungan, karena dapat mengubah suhu lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Orang yang hidup di daerah dingin membuat rumah dengan ukuran pendek-pendek, memakai mantel yang tebal, dan menggunakan pemanas ruangan AC, yang memnyebabkan suhu ruangan menjadi sejuk. Dengan demikian, suhu lingkungan bagi manusia tidak terlalu menjadi masalah.[2]

B.       Tingkat Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, diantaranya sebagai berikut.

           Keanekaragaman Gen. Gen atau plasma nuftah adalah substansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom.
Setiap individu makhluk hidup mempunyai kromosom yang tersusun atas benang-benang pembawa sifat keturunan yang terdapat di dalam inti sel. Sehingga seluruh organisme yang ada di permukaan bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampai jutaan factor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Walaupun kerangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda..
             Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan,Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
No
Mangga
Bentuk Buah
Rasa
Aroma
1
Golek
Lonjong Panjang
Manis
Tidak Wangi
2
Kuini
Bulat Telur,    Besar
Manis
Wangi
3
Gedong
Bulat, Kecil
Lebih Manis
Tidak Wangi

Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).
Jadi keanekaragaman  hayati tingkat gen : Gen mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada bunga ros merah dengan putih, ukuran daun, tinggi pohon, dsb
 Keanekaragaman Jenis. Spesies atau jenis memiliki pengertian, individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya (inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organism dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies. Dalam keluarga kacang-kacangan kita kenal kacang tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama. Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji, serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada pohon kelapa, pohon pinang dan juga pada pohon palem.

Keanekaragaman Ekosistem. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Setiap makhluk hidup hanya akan tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai. Pada suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai.
Akibatnya, pada suatu lingkungan akan terdapat berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan secara damai. Mereka seolah-olah menyatu dengan lingkungan tersebut. Pada lingkungan yang sesuai inilah setiap makhluk hidup akan dibentuk oleh lingkungan. Sebaliknya, makhluk hidup yang terbentuk oleh lingkungan akan membentuk lingkungan tersebut. Jadi, antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan terjadi interaksi yang dinamis.
Perbedaan kondisi komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Akibatnya, permukaan bumi dengan variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Ada ekosistem hutan hujan tropis, hutan gugur, padang rumput, padang lumut, gurun pasir, sawah, ladang, air tawar, air payau, laut, dan lain-lain. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah bervariasi baik mengenai kualitas komponen tersebut maupun kuantitasnya.
Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya keanekaragaman ekosistem di muka bumi ini. Antar komponen ekosistem hidup berdampingan tanpa saling mengganggu, dan apabila terjadi kepunahan atau gangguan terhadap salah satu anggotanya maka akan mengganggu kelangsungan hidup organisme lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada komponen-komponen ekosistem ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan (homeostatis) ekosistem tersebut. Sebagai suatu sistem, di dalam setiap ekosistem akan terjadi proses yang saling terkait. Misalnya, pengambilan makanan, perpindahan energi atau energetika, daur zat atau materi, dan produktivitas atau hasil keseluruhan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem adalah pohon kelapa banyak tumbuh di daerah pantai, pohon aren tumbuh di pegunungan, sedangkan pohon palem dan pinang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah.[3]
Untuk lebih detailnya kosistem tersusun dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Antara kedua komponen tersebut saling berinteraksi. 
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan bagian ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, ataupun makhluk hidup pengurai. Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, komponen biotik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). 
 a. Produsen
Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Semua tumbuhan berklorofil merupakan produsen karena dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses fotosintesis. Fotosintesis dapat terjadi dengan bantuan cahaya matahari. Hasil fotosintesis berupa gula yang kemudian dapat diurai menjadi lemak, protein, karbohidrat, dan vitamin yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup lainnya. 

b. Konsumen
Konsumen merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai pemakan bahan organik atau energi yang dihasilkan oleh produsen yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil merupakan konsumen karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik sehingga manusia, hewan, dan tumbuhan tak berklorofil disebut konsumen.
Konsumen dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1) Konsumen tingkat pertama (konsumen primer) merupakan konsumen yang memakan tumbuhan secara langsung, misalnya, hewan pemakan tumbuhan (herbivor), seperti zooplankton, ulat, belalang, tikus, sapi, kerbau, kambing, dan kuda. 
2) Konsumen tingkat kedua (konsumen sekunder) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat pertama, misalnya, burung pemakan ulat dan ular pemakan tikus. Biasanya adalah hewan pemakan daging (karnivora). 
3)  Konsumen tingkat ketiga (konsumen tersier) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat kedua, misalnya, burung elang pemakan ular atau burung alap-alap pemakan burung pemakan ulat.
4) Konsumen tingkat keempat (konsumen puncak) merupakan konsumen yang memakan konsumen tingkat ketiga. Manusia sebagai pemakan tumbuhan dan daging (omnivora) berada pada tingkatan konsumen. 
c. Dekomposer (Pengurai)
Onggokan sampah yang menumpuk akan diurai oleh bakteri pembusuk dan jamur. Sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sisa bahan organik lainnya akan menjadi makanan bagi bakteri pembusuk. Setelah diurai oleh bakteri, sisa bahan organik tersebut membusuk menjadi komponen penyusun tanah.
Tanah menjadi subur dan baik untuk ditanami. Begitu seterusnya sehingga tanaman sebagai produsen dikonsumsi oleh konsumen primer dan sampai pada akhirnya konsumen akhir mati dan diuraikan oleh dekomposer..
Berdasarkan sumber makanan makhluk hidup, komponen biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 
1 ) Makhluk Hidup Autotrof
Makhluk hidup Autotrof merupakan makhluk hidup yang mampu membuat makanan sendiri dengan cara mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini merupakan semua makhluk hidup yang mengandung klorofil sehingga dengan bantuan sinar matahari dapat melakukan fotosintesis. Contohnya, produsen atau tumbuhan hijau. 
2 ) Makhluk Hidup Heterotrof
Makhluk hidup Heterotrof adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Makhluk hidup ini dapat memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain. Contohnya makhluk hidup herbivora, karnivora, dan omnivora. 

2. Komponen Abiotik
a .Cahaya Matahari dalam berfotosintesis, tumbuhan hijau memerlukan cahaya matahari.  Tanpa adanya cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis.
b Oksigen dan Karbon Dioksida. Oksigen diperlukan oleh hewan, tumbuhan, dan manusia dalam proses respirasi. Pada respirasi dikeluarkan gas karbon dioksida. Karbon dioksida diperlukan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis akan dilepaskan oksigen. Dengan demikian, terjadi siklus oksigen dan karbon dioksida dalamproses pernapasan dan fotosintesis. 
c.  Air Untuk mempertahankan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan air. Tubuh makhluk hidup terdiri dari 90% air. Air berfungsi sebagai pelarut zat makanan yang dimakan oleh makhluk hidup. Air juga diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Bagi hewan air, seperti ikan, katak, dan buaya, air diperlukan untuk tempat hidupnya. 
d. Tanah merupakan tempat tumbuh makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Selain itu, tanah merupakan sumber makanan bagi hewan dan tumbuhan. Tanah merupakan tempat hidup berbagai makhluk hidup yang beraneka ragam.
e. Suhu. Seperti telah disebutkan di atas bahwa adanya cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya suhu. Pada saat matahari bersinar terik dengan intensitas yang tinggi, suhu udara akan meningkat sehingga udara terasa panas.
f.  Kelembapan Daerah yang berhawa dingin seperti pegunungan lebih lembap daripada daerah yang berhawa panas seperti pantai. Pada daerah lembap, lebih banyak terdapat tumbuhan yang memerlukan sedikit sinar matahari, seperti paku-pakuan, lumut, dan anggrek-anggrekan yang biasanya hidup secara epifit pada batu-batu lembap, batang kayu basah, dan lainnya.  Di daerah panas, misalnya pantai, lebih banyak ditumbuhi tumbuhan, seperti bakau dan pohon kelapa.
Hubungan Antar Komponen Ekosistem
Di dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen, sehingga apabila salah satu komponen mengalami gangguan maka mempengaruhi komponen lainnya.
 1 . Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat mempengaruhi komponen biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya air, udara, cahaya, dan garam-garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada di hutan sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara.
 2 . Hubungan antara komponen biotik dengan komponen biotik
Di antara produsen, konsumen dan pengurai adalah saling ketergantungan. Tidak ada makhluk hidup yang hidup tanpa makhluk lainnya. Setiap makhluk hidup memerlukan makhluk hidup lainnya untuk saling mendukung kehidupan baik secara langsung maupun tak langsung. Hubungan saling ketergantungan antar produsen, konsumen dan pengurai. Terjadi melalui peristiwa makan dan memakan melalui peristiwa sebagai berikut:
a . Rantai makanan
b . Jaring-jaring makanan
c . Piramida makanan
d . Arus energi         
e . Siklus energi

C.      Perbedaan Benda Hidup dan Mati
!  Ciri-Ciri Benda Hidup :
a.  Bergerak, yaitu makhluk hidup dapat bergerak baik pindah tempat maupun pergerakan
     dari bagian tubuh-tubuhnya.
b. Metabolisme
    Makhluk hidup melakukan metabolisme, yang meliputi: nutrisi, respirasi, sintesis, dan
     eksresi..
c.  Mempertahankan jenisnya / hidupnya, seperti regulasi, reproduksi, adaptasi, dan
     evolusi.
d.  Tanggap terhadap rangsang, yaitu makhluk hidup mampu memberikan tanggapan
     terhadap rangsangan yang diterimanya.

!  Ciri-ciri Benda Mati
a.  Tidak dapat bergerak.
    Benda mati tidak dapat bergerak, kecuali kalau ada pengaruh luar.
b. Tidak mengadakan metabolisme
c. Tidak mempertahankan jenisnya.
d. Tidak ada tanggapan terhadap
rangsang.[4]

D.   Pengelompokkan Makhluk Hidup Berdasarkan Ciri
            Klasifikasi atau pengelompokan mahluk hidup ke dalam lima kingdom (lima kerajaan) dikemukakan oleh  R.H Whittaker  pada tahun 1969.  Pengklasifikasian ini didasarkan pada  ciri-ciri morfologi,anatomi dan fisiologinya. Dalam klasifikasi lima kingdom, mahluk hidup dikelompokkan kedalam kingdom (kerajaan) monera, protista, fungi, plantae dan animalia.
1.   Kingdom Monera
Monera merupakan mahluk hidup ber sel satu (unisel) dengan  inti sel tidak dilapisi dengan membran inti (prokariotik). Kerajaan monera dibagi menjadi dua divisi yaitu bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria). Bakteri merupakan mahluk hidup yang berkembang biak dengan membelah diri dan mempunyai habitat di air, tanah dan udara. Bakteri mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
Berdasarkan bentuknya, bakteri ada yang berbentuk  bulat (coccus), batang (basil), spiral dan koma (vibrio). Bakteri mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan manusia, diantaranya :
·           Sebagai pengurai (saprovor), bersama-sama dengan jamur, bakteri menguraikan mahluk hidup yang sudah mati untuk diubah menjadi zat anorganik.
·           Penghasil antibiotik untuk pengobatan penyakit.
·           Penghasil bahan pangan, misalnya pemanfaatan bakteri untuk pembuatan cuka, yoghurt, nata de coco.
·           Pengikat N2 bebas di udara
     Selain itu, ada pula bakteri yang merugikan bagi kehidupan manusia karena bakteri tersebut merupakan penyebab penyakit pada manusia, diantaranya :
·           Salmonella thyphosa, penyebab penyakit tifus
·           Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC
·           Mycobacterium leprae, penyebab penyakit lepra
·           Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis
·           Shigella dysentriae , penyebab penyakit disentri basile
·           Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit radang paru-paru
·           Vibrio cholera, penyebab penyakit kolera

2. Kingdom Protista
            Protista merupakan organisme eukariotik (mempunyai lapisan membran inti sel), uniseluler (bersel satu) yang hidup soliter atau berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame mold).
Protista mirip hewan (protozoa)
Berdasarkan alat geraknya protozoa dibedakan menjadi 5 kelas yaitu:
·           Flagellata atau Mastigophora
Flagellata umumnya hidup di dalam air, beberapa hidup parasit pada hewan dan manusia. Mempunyai buluh cambuk dan bentuk tubuh tetap. Berkembangbiak dengan cara aseksual dengan pembelahan biner dan seksual dengan cara konjugasi. contoh : Euglena viridis, Volvox globator, Tripanosoma cruci.
·           Ciliata
Merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata adalah hewan yang berbulu getar. Silia berfungsi untuk bergerak. Menangkap makanan dan untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Habitat banyak di tempat berair. Contoh : Paramecium sp., Balantidium coli.
·           Rhizopoda/Sarcodina
Bergerak dan menangkap mangsa dengan menggunakan kaki semu (ada dua macam yaitu lobodia dan filopodia). Hidup bebas di dalam air laut dan tawar. Berkembangbiak dengan cara membelah biner. Contoh :  Amoeba sp., Entamoeba histolytica.


·           Sporozoa
Sporozoa adalah hewan berspora, tidak mempunyai alat gerak, bergerak dengan mengubah kedudukan tubuhnya. Hampir semua spesies ini bersifat parasit. Reproduksi dengan dua cara yaitu: vegetatif (schizogojni/pembelahan diri berlangsung dalam tubuh inang dan sporogoni/membuat spora yang berlangsung dalam tubuh inang perantara) dan generatif (melalui peleburan yang terjadi pada tubuh nyamuk). Contoh : Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale penyebab penyakit malaria.

3.  Kingdom Fungi
Merupakan kelompok makhluk hidup yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan sisa makhluk hidup lain. Menyerupai tumbuhan namun tidak memiliki klorofil. Ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler, memilki dinding sel yang jelas, contoh: jamur dan ragi/khamir.  Jamur multiseluler tersusun atas rangkaian sel-sel yang membentuk benang dengan atau tanpa sekat melintang, disebut hifa. Hifa dapat berfungsi sebagai  penyerap makanan yang dilakukan oleh miselium (kumpulan hifa ). Fungi pada umumnya bersifat saprofit (organisme yang hidup dan makan dr bahan organik yg sudah mati atau yg sudah busuk) dan parasit (organisme yg hidup dan mengisap makanan dr organisme lain yg ditempelinya).
Jamur dibagi menjadi 6 divisi, yaitu  Myxomycotina (jamur lendir), Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deuteromycotin.
4.  Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Kingdom plantae mempunyai ciri eukariotik multiseluler, mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, mempunyai klorofil sehingga bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri).
Kingdom plantae terdiri atas divisio bryophyta (lumut), pteridophyta (paku) dan spermatophyta (tumbuhan berbiji)
5.  Kingdom Animalia
Kingdom animalia mempunyai ciri eukariotik multiseluler, bersifat heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanan sendiri), bergerak aktif.  Berdasarkan keberadaan tulang belakangnya dibedakan menjadi avertebrata (tidak bertulang belakang) dan vertebrata (bertulang belakang).

VERTEBRATA
1.   Pisces (Ikan)
Mempunyai ciri binatang air karena berkulit tipis. Kulit tertutup sisik, ada 4 macam sisik yaitu:
Plakoid, Ganoid, keduanya terdapat pada ikan bertulang rawan
Sikloid dan stenoid, keduanya terdapat pada ikan bertulang sejati
2.
 Amphibia (amfibi)
Mempunyai
   ciri-ciri    binatang    air   karena  berkulit  tipis.  Kulit   banyak berkelenjar tidak bersisik,  mudah  dilepaskan  karena  di  bawahnya  terdapat  rongga  yang berlimfa. Kulit dapat berubah warna dipengaruhi (dirangsang) oleh suhu dan cahaya. perubahan ini di atur oleh hormon. Pada suhu yang tinggi kulit berwarna pucat.

3. Reptilia
(reptil)
Mempunyai
  ciri-ciri  binatang   darat   karena  berkulit  tebal.  Kulit  tebal,  bersisik  dari zat  tanduk  atau  dari  tulang  (pada buaya), atau memiliki kerangka luar (pada Cheilonia) yang terdiri dari karapas (dibagian atas) dan plastron (dibagian bawah).
Pada  kadal  dan  ular,  kulit  luar  yang  menandu dapat mengelupas disebut ekskuvikasi. Bunglon  dapat   merubah  warna  kulitnya.  perubahan  warna   kulit  dirangsang warna sekitarnya dan diatur oleh susunan saraf simpatetik.

4. Aves
(burung)
Merupakan binatang darat karena berkulit tebal. Kulit tertutup bulu, kecuali pada tungkai kakinya tertutup sisik zat tanduk.
Pada pangkal paruh sebelah atas terdapat tonjolan kulit yang disebut sora.

Macam bulu pada burung:
- Plumae yang mendasari bentuk tubuh
- Plumulae yang lunak seperti kapas
- Filoplumae yang menyerupai rambut bertangkai panjang

5. Mammalia
Merupakan
 binatang  darat   karena   berkulit  tebal.  Kuit  tertutup  rambut  kecuali pada Cetacea  dan  Sirenia  (mamalia air)  tidak berambut. Pada ekor tikus juga tidak berambut tapi  bersisik. Pada mamalia darat terdapat kelenjar keringat, kecuali pada anjing.[5]
E.    Nama Ilmiah Makhluk Hidup
       Penulisan Nama Spesies Menurut Binomial Nomenklatur
1.        Nama spesies harus terdiri atas dua kata tunggal yang sudah dilatinkan.
2.        Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan nama penunjuk  spesies (nama yang spesifik).
3.        Kata pertama dimulai dengan huruf kapital dan kata kedua harus ditulis dengan huruf kecil, meskipun berasal dari nama orang, negara atau pulau.
4.        Nama spesies ditulis dengan huruf miring atau dicetak tebal atau diberi garis bawah.
5.        Kedua kata harus dipisahkan.
      Contoh penulisan nama spesies yang benar: Nasalis larvatus (Bekatan)
Keterangan:
a.         Nomor 1+2 merupakan nama spesies.
b.        Nomor 1 merupakan nama genus dan nomor 2 merupakan nama penunjuk spesies.
c.         Nama spesies dicetak miring atau dicetak tebal atau digaris bawah.

Penulisan Nama Familia
Cara penulisan nam famili, yaitu:
a.         Tumbuhan: nama genus + -aceae.
       Misalnya: Solanaceae, berasal dari kata Solanum (genus) + -aceae.
b.        Hewan: nama genus + -idea.
       Misalnya: Felidae, berasal dari kata Felis + -idea.[6]

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri khas yang membedakan dengan makhluk tak hidup. Ciri-ciri makhluk hidup yang membedakan dengan benda tak hidup antara lain; bernapas, bergerak, menerima dan menanggapi rangsang, berkembang biak, tumbuh dan berkembang, memerlukan makan dan mengeluarkan zat sisa.
Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup menjadikan para ilmuan membuat suatu sistem yang dinamakan klasifikasi. Tujuan dari klasifikasi adalah mempermudah para ilmuan untuk mempelajari makhluk hidup sesuai dengan persamaan yang ada pada makhluk hidup. Keanekaragaman pada makhluk hidup dibagi menjadi: keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman jenis, dan keanekargaman gen.















DAFTAR PUSTAKA

Prawirohartono, Slamet dan Rosito, Biologi Sains 1A, 1996, Jakarta : Bumi Aksara

Solikhin, Buku Kerja Peserta Didik Sarana Evaluasi Raih Prestasi Biologi SMA-MA Kelas X Semester 1, (Banjarmasin:_______, 2006)

Yulliawati, Tetty dan Denny Indra Sukry, Ilmu Pengetahuan Alam Lengkap SMP, 2004, Depok : Kawan Pustaka.












[1] Tetty Yulliawati, dan Denny Indra Sukry, Ilmu Pengetahuan Alam Lengkap SMP, 2004, Depok : Kawan Pustaka, h. 133
[2] Slamet Prawirohartono,dan Rosito, Biologi Sains 1A, 1996, Jakarta : Bumi Aksara, h. 7-13

[3]  http://emge89.mywapblog.com/tingkatkeanekaraman-makhluk-hidup.xhtml/22September/16:00
[6] Solikhin, Buku Kerja Peserta Didik Sarana Evaluasi Raih Prestasi Biologi SMA-MA Kelas X Semester 1, (Banjarmasin:_______, 2006) h. 66-67.

1 komentar:

  1. Klasifikasi Makhluk Hidup atau pengelompokan mahluk hidup ke dalam lima kingdom (lima kerajaan) dikemukakan oleh R.H Whittaker pada tahun 1969. Pengklasifikasian ini didasarkan pada ciri-ciri morfologi,anatomi dan fisiologinya. Dalam klasifikasi lima kingdom, mahluk hidup dikelompokkan kedalam kingdom (kerajaan) monera, protista, fungi, plantae dan animalia.

    BalasHapus